Jogja sudah dikenal luas sebagai Kota Pelajar dan julukan itu tentu saja bukannya tanpa alasan. Kota ini disebut Kota Pelajar karena sering menjadi tujuan para lulusan SMA untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan. Jogja dipenuhi dengan banyak universitas berkualitas yang bisa menjamin sebuah pengalaman studi yang cukup mumpuni.
Namun, kalau hanya itu alasanmu ke Jogja, lebih baik jangan datang ke kota ini. Sebab, ilmu dan ijazah bisa didapatkan di mana saja, nggak harus di Jogja. Masalah kualitas kampus, Casciscus yakin jika di kota lain juga banyak kampus dengan kualitas yang sangat bagus. So, kali ini Casciscus akan memberikan beberapa alasan kenapa kamu nggak seharusnya kuliah di Jogja kalau yang kamu cari hanyalah ijazah. Disimak, yuk!
Kuliah bukan hanya soal dapat ijazah. Di fase ini kamu bakal belajar banyak hal.
Jika masa kuliahmu hanya akan kamu habiskan untuk mencari nilai terbaik dalam ijazahmu nanti, kamu mending bersekolah di dekat rumahmu saja tanpa harus jauh-jauh dan nge-kost di Jogja. Biaya yang dikeluarkan terlalu besar kalau hasil yang kamu dapatkan tak lebih dari selembar kertas. Jogja memiliki lebih dari itu. Gunakan waktumu di Jogja dan uangmu untuk mendapatkan pengalaman sebanyak-banyaknya. Oh, ya, selain itu gunakan semua masa kuliahmu untuk merajut kenangan indah. Kenangan yang tak akan bisa kamu buat di kota lain.
Jogja diisi oleh orang dari berbagai suku. Di sini waktunya kamu berkenalan dengan mereka.
Tak hanya soal budaya dan peninggalan sejarah saja, Jogja juga adalah manusianya. Jogja diisi oleh orang dari Sabang sampai Merauke. Tentu saja kamu juga bisa menemukan diversivitas itu di kota besar lainnya. Namun, di Jogja yang kamu temui adalah yang dalam kondisi sama seperti kamu. Mereka juga sedang menuntut ilmu, menjajaki diri, dan membangun koneksi. Di Jogja adalah saat dimana kamu bisa melihat, bertemu, dan berkenalan dengan orang dari seluruh Indonesia. Jangan habiskan seluruh waktu hanya untuk menyuguhkan nilai terbaik pada sebuah kertas.
Belajar soal kearifan lokal dan bagaimana caranya hidup selo. Nanti kamu bakal sadar kalau kesuksesan terbesar bukanlah soal uang.
Salah satu hal yang membuat Jogja terasa sangat nyaman bagi para wisatawan adalah atmosfer kotanya. Lalu kenapa atmosfernya bisa seperti itu? Ya, karena manusia yang ada di dalamnya. Mayoritas orang Jogja adalah orang selo. Memang nggak semuanya, tapi mayoritas orang Jogja menjalani hari-hari dengan santai. Nah, saat kamu kuliah di Jogja, kamu juga harus belajar hidup selo, santai. Tentu saja memiliki nilai tinggi dalam kuliah sangatlah penting buat masa depanmu. Namun, di sisi lain, mampu menjaga diri untuk tetap santai dan manusiawi bahkan jauh lebih penting buat masa depanmu nantinya. Biar kamu jadi orang yang peduli dengan kebahagian hatimu sendiri. Kesuksesan bukan soal uang banyak, tapi soal menjadi manusia yang manusiawi. Yang happy, yang bahagia dan penuh senyum.
Jogja punya segalanya yang bisa kamu coba. Mulai dari yang nakal hingga yang super baik.
Tak bisa dimungkiri bahwa Jogja adalah kota besar. Ada banyak hal di sini yang tentunya harus kamu coba. Mungkin beberapa orang berpikir bahwa hal-hal yang buruk tak perlu dicoba, namun jika belajar adalah tujuan utamamu buat ke Jogja, kamu sudah selayaknya mencoba banyak hal di kota ini. Casciscus tidak menyarankan kamu untuk nakal. Hanya saja, jangan kamu habiskan masa mudamu hanya di dalam berpusatakaan di kampus-kampus Jogja. Nongkronglah di sekitaran Kali Code hingga pagi! Makanlah angkringan overpriced di sekitaran jalan Mangkubumi. Sesekali, berangkatlah kuliah dengan mata berat karena malamnya habis nongkrong sama teman-temanmu hingga pagi.
Jadi, kalau cita-citamu hanyalah soal nilai tinggi dan masa depan pekerjaan cerah, jangan kuliah di Jogja. Kuliahlah di Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, dan masih banyak kota lainnya yang memiliki kampus dengan kualitas yang tak kalah dari Jogja. Jangan kuliah di Jogja kalau kamu hanya akan menjadi robot di masa depan. Di sini kota yang manusiawi. Yang punya baik dan buruk, yang punya nalar, yang punya sedih dan juga tawa.
