Tidak bisa dimungkiri kalau Indonesia adalah salah satu negara paling konsumtif di dunia. Tidak hanya dalam hal yang primer seperti sandang, pangan papan, tapi juga dalam hal yang bahkan sangat tidak penting. Tentu saja banyak orang yang tidak mempermasalahkan ini terutama mereka yang memang berduit atau yang dapat keuntungan besar dari budaya konsumerisme membabi buta orang Indonesia.
Ada banyak hal yang, mungkin, dianggap konyol yang ternyata mampu membuat banyak orang Indonesia mau merogoh koceknya dalam-dalam. Mungkin saja, saya juga termasuk orang yang seperti itu. Karena, tidak ada orang Indonesia yang tidak konsumtif. Bukannya kita kaya, tapi budaya materialistis yang merupakan warisan dari feodalisme penjajahlah yang membuat kita semua sampai pada kondisi seperti ini. Nah, apa saja sih yang membuat orang Indonesia mau merogoh koceknya dalam-dalam? Yuk, langsung disimak aja!
1. Pekerjaan. Di Indonesia orang rela mengeluarkan uang ratusan juta untuk suap demi bekerja.
Mungkin saja, hanya di Indonesia orang rela mengeluarkan uang demi bekerja. Atau mungkin di negara lain juga ada yang kayak gini, namun jumlahnya nggak akan sebanyak di Indonesia. Di Indonesia, orang-orang mengeluarkan uang ratusan juta demi memasukkan anaknya ke dalam sebuah pekerjaan yang dianggap memiliki gengsi. Jadi pegawai negeri misalnya.
Sisi konsumerisme tentu saja pada jumlah dana yang rela dikeluarkan oleh seseorang. Gila saja, logikanya, bagaimana mungkin kita harus membayar untuk bekerja. Tapi bagi banyak orang di Indonesia itu nggak masalah. Bisa membayangkan seberapa boros dan konsumtifnya orang Indonesia, ‘kan?
2. Nongkrong. Orang Indonesia rela nongkrong di tempat yang nggak enak. Asalkan mahal! Budaya konsumtif nih.
Nongkrong adalah hal yang memang nikmat. Masalahnya adalah saat nongkrong sudah digabungkan dengan gengsi. Sebenarnya kita bisa kok nongkrong di mana saja. Mulai dari depan rumah hingga depan minimarket, nongkrong bukan tentang “di mana”, tapi tentang “dengan siapa”. Ini juga termasuk budaya konsumtif.
Di Indonesia, nongkrong itu tentang “di mana”. Paling nggak itulah yang banyak orang lakukan.
Kenapa orang rela beli kopi seharga 50 ribu satu gelas? Apakah demi nongkrong? Bukan, tapi demi gaya hidup.
3. Hobi. Kalau sekadar hobi sih nggak apa-apa, masalahnya hobi sudah digabung dengan gengsi kalau di Indonesia.
Hampir semua orang memang rela mengeluarkan uang lebih demi hobinya. Namun, di Indonesia sedikit berbeda. Banyak orang di Indonesia rela mengeluarkan jumlah uang yang nggak normal demi beli barang yang luar biasa mahal padahal dia sendiri belum tahu apakah benar ini adalah hobi yang benar-benar dia cintai.
Contoh saja, ada anak yang baru belajar fotografi membeli kamera pro seharga di atas 20 juta. Apakah sudah sebutuh itu dengan kamera yang kualitasnya memang untuk orang-orang profesional. Mungkin tidak, tapi demi memberi makan gengsi, membeli kamera puluhan juta memang diperlukan.
4. Makan. Orang Indonesia sering makan bukan hanya demi rasa tapi juga demi gengsi.
Makan adalah kebutuhan pokok. Harusnya, makan adalah masalah enak dan kenyang. Tapi akhir-akhir ini sedikit berbeda di Indonesia. Banyak orang yang makan sesuatu hanya karena tren semata. Dan lagi, makanan-makanan yang sedang tren itu biasanya dibanderol dengan harga yang cukup mahal. Bayangkan saja, orang Indonesia bisa menggunakan gengsi dalam hal makan. Apa nggak gila?
Mungkin masih ada banyak lagi yang bisa menjadi bukti bahwa orang Indonesia memiliki budaya konsumtif. Tapi kita sudahi saja di sini yuk, daripada dikira nggak cinta bangsa sendiri karena sering menghujat. Oh iya, catatan saja, ini bukan hujatan sih, ini hanya concern dan rasa penasaran akan gaya hidup orang Indonesia.